Rabu, 12 November 2008

Aksi Alain Robert Tertunda

FPTI News, Pemanjat gedung profesional asal Perancis atau disebut manusia laba-laba, Alain Robert tengah berada di Jakarta, Rabu (12/11). Rencananya ia akan memanjat Wisma Mulia Jakarta dalam ragka peluncuran koran berbahasa Inggris JakartaGLOBE. Kristianto Purnomo (KP) 12-11-200. Alain Robert, spesialis pemanjat gedung pencakar langit tanpa alat, terpaksa membatalkan aksinya menaklukkan Gedung Wisma Mulia di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pembatalan itu karena kepolisian belum memberikan izin kepada warga negara Prancis itu. "Aksi dibatalkan karena belum mendapatkan izin dari Mabes Polri," ujar Andreas Baremanus, salah seorang staf pengelola gedung Wisma Mulia di Jakarta, Rabu (12/11/2008).

Kini, sambung dia, Alain tengah berada di Mabes Polri untuk mengurus proses perizinan. Di sisi lain, pihak pengelola gedung sendiri tidak mempersoalkan rencana Alain memanjat gedung. "Asalkan ada izin dari polisi kami mengizinkan," ujarnya.

Perlu diketahui, sang legenda Alain Robert, the real spiderman dari prancis berencana akan memanjat Gedung Wisma Mulia tanpa peralatan sekira pukul 11.00 WIB. Namun, pria yang dikenal memiliki hobi memanjat gedung-gedung tinggi itu harus menunda aksinya karena belum mengantongi izin dari polisi.


Selama puluhan tahun lelaki Prancis ini nekat memanjat gedung maha-tinggi di berbagai negara walaupun tidak mendapat izin dari aparat setempat, mulai menara Eiffel hingga tower kembar Petronas di Malaysia dan National Bank of Abu Dhabi.

Seperti sering muncul di tivi, dia selalu memanjat bangunan tanpa memakai alat bantu sama sekali. Dia hanya membawa chalk bag yang berisi magnesium karbonat yang diusapkan ke tangannya supaya tidak licin. Begitu pula saat memanjat tebing terjal, tidak ada tali yang diikatkan ke tubuhnya seperti halnya para pemanjat profesional.
Maka seandainya tangan atau kakinya tergelincir, dia pasti terjatuh dan … kau pasti tahu akhirnya.

Menurut Wikipedia, Alain Robert pertama sekali memanjat gedung di usia 12 tahun. Saat itu dia pulang ke rumah, di lantai 8 sebuah apartemen yang disewa orangtuanya, tapi kuncinya tertinggal. Karena tak sabar menunggu, dia pun memanjat apartemen itu dan masuk lewat jendela. Dalam perjalanan karirnya sebagai pemanjat solo tanpa alat bantu, dia belum pernah terjatuh dari gedung atau tebing yang dipanjatnya. Pernah dia mengalami penyakit sehingga dokter mengatakan dia tidak boleh lagi memanjat karena terlalu berisiko, tapi dia tidak peduli dan terus memanjat hingga saat ini.

Di situsnya Alain Robert berkata: “Memang kita manusia punya keterbatasan, tapi sebenarnya kita bisa mencapai hasil yang lebih baik dan meraih impian kita, yaitu dengan mengenali kekuatan yang ada dalam diri dan mengasahnya. Aku benar-benar yakin bahwa dengan iman [rasa percaya diri] kita bisa memindahkan gunung.”

Meski demikian, laki-laki kelahiran 7 April itu tetap saja dihantui rasa takut setiap menjalankan aksinya itu. "Kadang ada keraguan saat memanjat. Apa bisa sampai ke puncak," katanya. Bahkan, menurut pengakuannya, dia adalah penderita takut ketinggian sewaktu masih kecil. Rasa takut itu perlahan berkurang ketika ia harus memanjat gedung apartemen tempat tinggalnya yang berada di lantai tujuh karena ia kehilangan kunci apartemen.

Sejak itulah, ia mengembangkan hobi berbahaya yang dia katakan sebagai tantangan itu. "Kuncinya adalah pengambilan keputusan yang tepat, penghitungan risiko, dan mengendalikan rasa takut," katanya.

Ia menyadari benar bahwa hobinya itu bukannya tanpa risiko. Karena itu, ia berprinsip tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam melakukan pemanjatan.

"Memanjat itu menyebabkan ketagihan. Saya memanjat untuk menikmati hidup, menyalurkan hobi, ketegangan, bisa keliling dunia, dan berjumpa banyak orang," ujarnya.

Selain risiko kecelakaan, hobi itu juga kerap membuatnya berurusan dengan pihak yang berwajib. Sebab, dalam banyak pemanjatan, sebenarnya dia tidak dilengkapi izin.

"Saya pernah dikejar-kejar petugas seusai memanjat Sears Tower di Chicago," katanya. Beberapa kali dia bahkan dituntut hukuman penjara. "Waktu terlama saya dipenjara adalah sembilan hari," ujar pria dengan tinggi badan 160 sentimeter itu.

Karena itu, dalam setiap pemanjatan ia selalu menyiapkan pengacara yang selalu bilang ke petugas, "Kalau mau, tangkap saja, tapi jangan bahayakan hidupnya dengan mengganggu saat memanjat."(Kens)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar