Rabu, 17 Desember 2008

Fenomena Akhir Tahun


FPTI News, Fenomena akhir tahun, layaknya memandang sun set.Meski bumi hanya satu, dan matahari-pun satu, namun kita punya mata yang berbeda-beda dalam memandang. Jika tak cukup hanya memandang maka perhatikanlah, bukan sekedar melihat begitu saja, tetapi sebuah perhatian akan lebih dipahami dengan mengkaji semua fenomena yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini.

Disadari atau tidak, bahwa fenomena akhir tahun 2008 ini sudah mulai terasa. Tidak hanya sekedar menanti matahari terbenam pada akhir tahun 2008 dan berencana memandang matahari terbit pada awal tahun 2009, tetapi pada makna, arti, karena memandang adalah vision, sebuah desain, mind set, blue print, sebuah paradigma, yang pada level permukaan begitu mempesona.

Barangkali kita mempunyai sisi barat dan sisi timur, rasanya tidak mungkin menyatakan hanya barat tanpa timur. Selalu diakhir tahun, masih ada sedikit ruang yang tersisa untuk memperhatikan diri, menelaah dan mengoreksi ulang sebuah ritual evaluasi tentang kehidupan, dengan harapan masa depan akan hadir lebih baik lagi.

Terbenamnya matahari di akhir tahun 2008 ini bisa jadi akan terbentuk pola; sudah, pesimis, tidak mungkin berubah, hari akan gelap. Sedangkan matahari terbit dapat terbentuk makna: akan, optimis, banyak hal yang akan mungkin dibuat, perlu perubahan, hari akan terang. Memang tidak mutlak, tetapi ada hal yang mungkin ketika kita dibentuk dan dipengaruhi oleh alam dan tidak mampu menanggapi alam sebagaimana baiknya.

Kalaulah akhir tahun ini diibaratkan pada suatu senja, dan kita terlena memandang indahnya pesona sun set akhir tahun ini tanpa mengambil makna, maka hal itu akan terasa indah namun mengerikan. Karena waktu bukanlah sesuatu yang tidak dapat bergerak (Kens).

Selasa, 16 Desember 2008

Semalam Di Mang Koko

FPTI News, Siang hari desa itu terasa sangat elok dengan suasana pegunungan yang begitu alami, tenang dan hijau berkilauan diterpa sinar mentari. Namun ketika malam tiba, sunyi kian mencekam dan kegelapan yang akan menemani sepanjang malam. Sangat terasa betapa berharganya listrik untuk kehidupan, karena listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.

Indonesia sebagai negara yang terletak digaris katulistiwa, yang mempunyai daratan yang ditumbuhi hutan belantara yang luas beserta gunung / pegunungan yang didalamnya banyak sungai-sungai mengalirkan air dari hulu ke hilir melalui desa-desa sampai kelautan lepas yang terhampur luas disertai gemuruhnya ombak.

Dengan penyinaran sinar surya sepanjang tahun, dengan hembusan angin yang terdapat dipegunungan salak Bogor, keberadaan Desa Gunung Sari memiliki banyak sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Salahsatunya yaitu membuat kincir pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seperti yang dilakukan oleh pak Koko.

Mesin pembangkit listrik buatan pak Koko dapat beroperasi dengan baik setelah mengalami kegagalan sebanyak 10 kali, alat ini mampu mengeluarkan tekanan listrik sebesar 220 volt yang digunakan oleh tiga kepala keluarga untuk kebutuhan penerangan aktivitas malam hari saat anak-anak mereka belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah.

Pada operasi pembangkit listrik tenaga air buatan Pak Koko pada dasarnya sama dengan yang banyak digunakan orang, yaitu menggunakan tekanan air yang dialirkkan melalui pintu saluran air untuk menggerakan kincir sebagai penggerak magnet yang dapat mengeluarkan arus listrik, tetapi mesin yang dibuat oleh Pak Koko sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya besar.

Mesin pembangkit listrik tenaga air merupakan suatu keharusan untuk dimiliki tiga kepala keluarga, yaitu pak koko, pak ade dan Pak andri yang tinggal di desa gunung sari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat, mengingat daerah tempat tinggal mereka belum dimasuki aliran listrik.

Berawal dari sebuah motor Honda Cb Gl 90 yang dimilikinya, Pak Koko mencoba membuat alat pembangkit listrik dengan menggunakan blok mesin motor dan magnetnya, beberapa potongan papan, kabel dan karet timba yang digunakan untuk penggerak kincir. Namun kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didestribusikan kepintu saluran air untuk menggerakkan kincir harus terkontrol dengan baik, sehingga alat dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.

Hidup didesa yang jauh dari fasilitas yang memadai dituntut harus lebih kreatif dan inovatif dengan mengandalkan alam sebagai penyeimbang, kalau tidak seperti itu maka kita akan semakin terpuruk dengan keadaan sekarang yang semakin sulit, ”tetapi meski demikian alhamdulilah saya selalu bisa makan dan menyekolahkan anak-anak saya, ucap pak Koko beberapa waktu lalu di kediamannya.

Ide dan cara hidup Pak Koko perlu ditiru oleh para masyarakat yang tinggal di pedesaan, sehingga kehidupan yang saat ini terasa sulit tidak selalu menyulitkan kehidupan yang dijalani. Kreatif dan kemauan adalah modal utama dalam menjalani kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini.(kens)

Kamis, 04 Desember 2008

Nurdiana Haerani


Di balik wajah feminimnya menyimpan hasrat yang menantang. Sesungguhnya wanita kelahiran Bogor 22 Februari 1993 ini ingin menjadi wanita yang tangguh dengan memilih aktivitasnya menari di tebing terjal”.


Nama Lengkap : Nurdiana Haerani
Nama Panggilan : Dina
Tempat/Tgl Lahir : Bogor 22 Februari 1993
Alamat Jelas : Kp kaum, Jl Transyogi 2 Cileungsi kabupaten Bogor
Nomor Tlp/Hp : 02191295308
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 15 Tahun
Kategori : Lead
Pekerjaan : Pelajar, SMAN 1 Cileungsi kelas 1
Bergabung Dengan FPTI
Kabupaten Bogor Sejak : Tahun 2007
Lomba Yang Pernah Diikuti Hingga Akhir Th 2008:
1. Kejurda Junior Tahun 2008 Bekasi
2. Kejurnas 2007 Kopassus Cijantung
3. Kejurda Jabar 2007 Bandung
4. Sirkuit seri V Kabupaten Bogor 2007
5. Sirkuit seri VI Kabupaten Bogor 2007
6. Lomba se-Jabodetabek PKP Islamic School Jakarta 2008
7. Lomba se-Jabodetabek Univ Gunadharma 2008
8. Lomba se-Jabodetabek Unisma 2008
9. Lomba se-Bogor Raya Univ Djuanda Bogor 2008
10. Open Climbing Bekasi Tambun 2008
11. Kejurnas Junior Kampus UPN Yogyakarta 2008
Prestasi 3 Besar Yang Pernah Diraih Sampai Akhir Th 2008:
1. Peringkat 1, Kejurda Junior Tahun 2008 Bekasi
2. Peringkat 2, Kejurda Jabar 2007 Bandung
3. Peringkat 2, Sirkuit seri V Kabupaten Bogor
4. Peringkat 3, Sirkuit seri VI Kabupaten Bogor
5. Peringkat 1, se-Jabodetabek PKP Islamic School Jakarta


FPTI News, Siapa sangka kalau dara manis asal Cileungsi ini adalah pemanjat tebing. Di usianya yang masih muda, Dina, panggilan akrab Nurdiana Haerani sudah mempunyai segudang pengalaman di cabang olahraga panjat tebing. Dari sekian banyak kejuaraan yang pernah ia ikuti, peringkat tiga besar selalu ia boyong.

Bukan cuma itu, raut wajahnya yang manis serta kemampuannya menari di tebing membawa siswi kelas satu SMAN 1 Cileungsi ini menjadi model majalah Jeep edisi akhir 2008 pada rubrik promosi kendaraan roda empat Toyota Extrail di tebing kelapa nunggal belum lama ini. Ia sangat senang di foto, karena memang sedikit narsis.

Keterlibatan Dina dalam dunia panjat tebing baru seumur jagung, tetapi bakat alaminya membuat dina semakin mudah menjalankan program-program latihan. Tidak semua orang bisa memanjat tebing, bahkan dengan modal bakat alami saja tidak cukup untuk menjadi juara. Panjat tebing memiliki gaya yang sangat variatif yang harus dilatih.

Penulis mengenal Dina sebagai sosok gadis yang pintar bergaul dan ramah senyum. Akibat senyum manisnya tidak jarang banyak lelaki mabuk kepayang dibuatnya. Meski demikian, belum satupun pria yang mampu menaklukan hatinya, dan ia pun mengatakan belum kepikiran soal pacaran “Saya mau konsen sekolah dan latihan dulu” Kata Dina.

Meski pemanjat tebing, tetapi sesungguhnya Dina adalah sosok wanita yang takut dengan ketinggian. Sampai saat ini walaupun sudah mempunyai banyak pengalaman dalam hal memanjat tebing tetapi rasa takut terhadap ketinggian belum bisa ia hilangkan. Ia tidak takut memanjat setinggi apapun, tapi ia merasakan takut ketika turun dari ketinggian.

Hal ini memang tidak berpengaruh pada prestasi Dina, tetapi ini menjadi aneh ketika kita melihat pemanjat tebing menutup mata dan berteriak saat beelayer menurunkannya seusai memanjat. Biro Pelatih Cabang FPTI Kabupaten Bogor, Kristy Wenas mengatakan bahwa penyakit takut ketinggian yang dialami Dina akan Sembuh dengan sendirinya (Kens).

Target 3 Medali Emas Nihil

FPTI News, Enam atlet junior FPTI Kabupaten Bogor yang awalnya ditargetkan memperoleh medali emas dalam ajang kejurnas Junior oleh Biro Pelatih Cabang FPTI kabupaten Bogor tidak mencapai target. Dalam kejuaraan yang berskala Nasional ini seharusnya Biro pelatih cabang lebih membuka mata terhadap kemampuan lawan.

Atlet junior binaan FPTI Kabupaten Bogor cukup unjuk gigi di tingkat Jawa Barat, bahkan dalam ajang kejuaraan daerah (Kejurda) kelompok umur 2008 boleh dikata atlet junior FPTI Kabupaten Bogor merajai dengan perolehan 4 emas, 3 perak, dan dua perunggu.

Dalam perolehan sembilan medali dalam ajang Kejuaraan Daerah Jawa Barat 2008, FPTi kabupaten Bogor mendapat gelar juara umum. Bangga dan sempat membawa Biro pelatih cabang keatas angin mendapat hasil tersebut. Tetapi untuk bersaing di tingkat nasional sepertinya belum mampu.

Dalam latihan olahraga apapun mestinya semua program tersusun jelas dan transparan, agar setiap atlet juga memahami program yang akan ia jalankan. Cabang olahraga setingkat kabupaten mestinya sudah lebih maju dan mengerti dalam memberikan program latihan yang pasti dan bukan hanya di kira-kira

FPTI Kabupaten Bogor harus lebih membuka mata, pasalnya pembinaan atlet di daerah lain pastinya lebih baik dari yang dilakukan FPTI kabupaten Bogor. Hal tersebut terbukti dari setiap hasil kompetisi dalam skala nasional, maka dari itu rasanya perlu ada program latihan yang jelas.

kejelasan program rasanya sangat perlu dalam olahraga keras seperti panjat tebing. Apalagi program yang diterapkan kepada anak-anak yang masih dalam pertumbuhan itu harus sesuai dengan teori-teori keolahragaan yang mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari hasil latihan.

Sebelumnya Biro pelatih Cabang FPTI kabupaten Bogor Kristy Wenas menargetkan tiga medali emas bagi keenam atletnya yang turun diajang kejurnas (FPTI News November 2008) selain itu dengan penuh percaya diri, menyinggung kesiapan para atlet yang sedang dipersiapkan Kristy mengatakan “persiapannya sudah cukup.

Kenyataan terkadang tidak seindah yang diharapkan, dan peenyesalan selalu datang belakangan. Kata itu mungkin yang saat ini tengah membayangi. Mungkin jika FPTI Kabupaten Bogor memprogramkan latihan lebih ekstra dan jelas melalui teori-teori keolahragaan yang pasti, maka hasilnya akan lebih memuaskan dari sebelumnya(Kens).