Selasa, 24 Maret 2009

Kejuaraan Panjat Tebing Piala Kasad III

Pemanjat Jawa Barat Kecewa Atas Ulah Pengurus Daerah FPTI Jawa Barat.

FPTI News, Atlet-atlet panjat tebing di Jawa Barat harus menelan pil pahit akibat ulah Pengurus Daerah FPTI Jawa Barat yang terkena skorsing karena tidak menghadiri Rakernas FPTI yang dilaksanakan di Bengkalis pada Februari lalu. Akibatnya atlet panjat tebing yang berdomisili di jawa barat tidak dapat mengikuti Kejuaraan Panjat Tebing Piala Kasad III yang berhadiah total Rp. 30 juta.

Selain atlet, tim teknis FPTI Jawa Barat juga tidak dapat aktif dalam pelaksanaan Kejuaraan Panjat tebing piala Kasad III yang diselenggarakan dari tanggal 24-29 Maret 2009 di Gedung Nanggala Kopassus Cijantung. "Kalau benar scorsing ini dilakukan, artinya Pengurus Pusat FPTI tidak peduli lagi dengan pembinaan", ucap Yudistira, Biro Jalur FPTI Jawa Barat.

Atlet-atlet panjat tebing Jawa Barat seperti Amri, Yusuf Zulkarnaen, dan Indra Yoga sangat menyesalkan kejadian ini, menurut Yusuf "seharusnya Pengurus Pusat FPTI memberikan sanksi lain terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus Daerah FPTI Jawa Barat, misalnya dalam bentuk administrasi ataupun sanksi lainnya yang tidak merugikan atlet, dan yang merasa melakukan kesalahan terhadap aturan yang berlaku dalam AD/ART FPTI harus bertanggung jawab" Kata Yusuf.

Ketentuan scorsing yang melarang atlet panjat tebing asal Jawa Barat untuk mengikuti Kejuaraan Panjat Tebing Piala Kasad III tidak berlaku bagi para pemanjat Militer yang berada di wilayah Jawa Barat, seperti Pendaki Serbu Linud 328, Detasemen C Brimob Sat III, Kopassus, dan kesatuan-kesatuan lain yang berada di wilayah Jawa Barat. Padahal seharusnya tidak ada yang membedakan antara FPTI sipil dan FPTI militer.

Ketua Harian FPTI Jawa Barat Herdy Hartadji membenarkan ikhwal scorsing yang di berikan oleh Pengurus Pusat FPTI, sebelumnya Herdy sudah mencoba mengklarifikasi permasalahan ini, nampaknya menemukan jalan buntu. "Ketidakhadiran Pengda FPTI Jawa Barat pada Rakernas FPTI 2009 bukan tanpa sebab dan tanpa kabar, sebelumnya kami sudah memberi tahu via telepon, karena secara kebetulan kegiatan Pengda FPTI Jawa Barat sedang padat dan tidak dapat menghadiri Rakernas" kata Herdy (Kens).





PENDAKI SERBU 328 UNJUK GIGI

FPTI News, Dalam perhelatan sengit Kejuaraan Tingkat Nasional Piala Kasad III yang diselenggarakan di Gedung Nanggala, Kopassus Cijantung 24-29 Maret 2009, nampaknya tim Pandaki Serbu Linud 328 sedikit-sedikit mulai menuai hasil jerih payah selama latihan.

Dari hasil penyisihan kategori speed yang dilaksanakan pada tanggal 24 maret, tiga pemanjat 328 menempatkan posisi teratas, yaitu atas nama Tindige, Kipli, dan Laode, yang akan memasuki babak final. Sedangkan pada nomor boulder hari ini tengah dilaksanakan, dan kategori Lead akan dilaksanakan besok sabtu 28/03 (Kens).

Selasa, 10 Maret 2009

KAMPUNG ADAT DI SUKABUMI


ANTARA CITA RASA, KARSA dan KARYA

FPTI News, Di kawasan Kabupaten Sukabumi, terdapat empat daerah utama kampung adat, antara lain Kampung Adat Giri Jaya, Kampung Adat Ciptagelar dan kampung adat Sirna Resmi dan kampung adat Sirna Rasa. Kampung-kampung adat ini pada umumnya sangat memegang teguh kebudayaan dan peraturan-peraturan adat yang telah dipahami sekian lama. Adat dan istiadat warga lokal terangkum dalam aktifitas kehidupan sehari-hari. Mulai dari prosesi upacara kelahiran sampai proses upacara kematian. Sisti, sosial, ekonomi dan sistim bercocok tanam tak luput dari rangkuman pedoman hidup yang mereka pegang.

Umumnya warga setempat bermata pencaharian sebagai petani dan peladang dengan sistim berladang berpindah-pindah tempat. Terkadang beberapa warga beraktifitas menekuni usaha kerajinan tangan dan sebagian berdagang. Kerajinan tangan yang dihasilkan terkadang mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan ada yang khusus mereka jual ke luar kampung. Kerajinan tangan ini terkadang memiliki bentuk yang unik dan khas dan sangat cocok untuk dijadikan buah tangan. Dengan harga murah dan bentuk yang khas mencirikan sebuah kampung adat yang dikunjungi.

Berkunjung ke kampung-kampung adat tidak hanya disuguhkan dengan beragam karya dan budaya. Tetapi tak luput dari pandangan, pemandangan alam yang tak mau kalah hebatnya. Pemandangan alam beserta kekayaan alamnya menggambarkan keasrian dan keperawanan alam hayati. Bentuk topografi daerah dan nuansa alam yang indah menjadikan wisata ke kampung adat semakin lengkap. Akan tetapi untuk menempuh perjalanan menuju lokasi akan menghadapi medan yang berat. Sehingga untuk mencapai lokasi dibutuhkan stamina yang prima dan perbekalan yang lengkap.

Selain beragam objek wisata alam, kampung-kampung adat ini mempunyai beragam kesenian daerah yang tak kalah menariknya. Seperti kesenian tradisional yang sempat menjadi populer di masyarakat sunda umumnya. Kesenian Dog Dog Lojor, kesenian ini menggunakan alat Dog Dog yang terbuat dari bambu besar dan panjang. Suara yang dihasilkan akan berirama dan enak dinikmati. Seni ini merupakan seni helaran yang secara tradisi biasa digunakan untuk mengiringi kegiatan mengangkut padi dari lantaian menuju leuit atau lumbung padi. Kesenian ini akan lebih sering dijumpai di perkampungan adat Ciptarasa.

Kesenian yang satu ini merupakan kesenian peninggalan sejarah yang diberi nama Jipeng. Kesenian yang dibawa oleh penjajah ini menampilkan lagu-lagu dengan iringan Tanji, clarinet, Saxophone, dan sebuah Drum. Seni Jipeng ini biasanya ditampilkan untuk menghibur ,masyarakat kampung adat yang hendak menyaksikan upacara Seren Taon.

Serupa dengan upacara adat yang biasa digelar di Pasir Eurih Sindang Barang, upacara Seren Taon selalu menampilkan sejumlah aktifitas seni dan budaya. Aktifitas seni budaya ini sebagai perwujudan dari cita rasa, karsa dan karya dalam merespon hubungannya terhadap lingkungan sekitar. Aktifitas seni dan budaya terbagi atas aktifitas yang bersumber bagi prosesi ritual upacara ataupun prosesi hiburan. Wujud rasa syukur atas anugerah yang diberikan terbentuk dalam prosesi-prosesi ritual yang menjadi tradisi turun menurun.[EBO]