Selasa, 16 Desember 2008

Semalam Di Mang Koko

FPTI News, Siang hari desa itu terasa sangat elok dengan suasana pegunungan yang begitu alami, tenang dan hijau berkilauan diterpa sinar mentari. Namun ketika malam tiba, sunyi kian mencekam dan kegelapan yang akan menemani sepanjang malam. Sangat terasa betapa berharganya listrik untuk kehidupan, karena listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.

Indonesia sebagai negara yang terletak digaris katulistiwa, yang mempunyai daratan yang ditumbuhi hutan belantara yang luas beserta gunung / pegunungan yang didalamnya banyak sungai-sungai mengalirkan air dari hulu ke hilir melalui desa-desa sampai kelautan lepas yang terhampur luas disertai gemuruhnya ombak.

Dengan penyinaran sinar surya sepanjang tahun, dengan hembusan angin yang terdapat dipegunungan salak Bogor, keberadaan Desa Gunung Sari memiliki banyak sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Salahsatunya yaitu membuat kincir pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seperti yang dilakukan oleh pak Koko.

Mesin pembangkit listrik buatan pak Koko dapat beroperasi dengan baik setelah mengalami kegagalan sebanyak 10 kali, alat ini mampu mengeluarkan tekanan listrik sebesar 220 volt yang digunakan oleh tiga kepala keluarga untuk kebutuhan penerangan aktivitas malam hari saat anak-anak mereka belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah.

Pada operasi pembangkit listrik tenaga air buatan Pak Koko pada dasarnya sama dengan yang banyak digunakan orang, yaitu menggunakan tekanan air yang dialirkkan melalui pintu saluran air untuk menggerakan kincir sebagai penggerak magnet yang dapat mengeluarkan arus listrik, tetapi mesin yang dibuat oleh Pak Koko sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya besar.

Mesin pembangkit listrik tenaga air merupakan suatu keharusan untuk dimiliki tiga kepala keluarga, yaitu pak koko, pak ade dan Pak andri yang tinggal di desa gunung sari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Jawa Barat, mengingat daerah tempat tinggal mereka belum dimasuki aliran listrik.

Berawal dari sebuah motor Honda Cb Gl 90 yang dimilikinya, Pak Koko mencoba membuat alat pembangkit listrik dengan menggunakan blok mesin motor dan magnetnya, beberapa potongan papan, kabel dan karet timba yang digunakan untuk penggerak kincir. Namun kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didestribusikan kepintu saluran air untuk menggerakkan kincir harus terkontrol dengan baik, sehingga alat dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.

Hidup didesa yang jauh dari fasilitas yang memadai dituntut harus lebih kreatif dan inovatif dengan mengandalkan alam sebagai penyeimbang, kalau tidak seperti itu maka kita akan semakin terpuruk dengan keadaan sekarang yang semakin sulit, ”tetapi meski demikian alhamdulilah saya selalu bisa makan dan menyekolahkan anak-anak saya, ucap pak Koko beberapa waktu lalu di kediamannya.

Ide dan cara hidup Pak Koko perlu ditiru oleh para masyarakat yang tinggal di pedesaan, sehingga kehidupan yang saat ini terasa sulit tidak selalu menyulitkan kehidupan yang dijalani. Kreatif dan kemauan adalah modal utama dalam menjalani kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini.(kens)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar